1.3. Mengevaluasi petunjuk-petunjuk


Banyak berita yang mengungkapkan pelanggaran bermula dari sebuah petunjuk. Contoh, kontak di kepolisian membocorkan informasi tentang pencurian mobil yang melibatkan komisarispolisi; seorang mantan istri yang mendendam menelepon koran langganannya untuk mengadukan mantan suami yang mengelak membayar pajak; seorang politikus membisikan hubungan yang bisa mengakibatkan konflik kepentingan antara sebuah perusahaan yang sedang mengikuti tenderproyek pemerintah dengan panitia lelang.

Hal yang sesungguhnya terjadi mungkin saja tidak persis sama dengan informasi-informasi itu. Bocoran-bocoran tersebut bisa salah dan disengaja untuk menjerumuskan seseorang. Atau, separuhnya saja yang benar, disesuaikan dengan agenda seseorang. Dan bukan tidak mungkin itu merupakan upaya untuk mengatur agenda liputan Anda. Hal pertama yang harus Anda lakukan kala mendapatkan sebuah petunjuk adalah mempertanyakan:

  • >   Apakah subjek ini akan saya tulis jika saya tidak mendapatkan bocoran?
  • >   Apakah topik ini tergolong isu yang saya minati?
  • >   Apakah fakta yang disembunyikan dalam kasus ini benar-benar merupakan kepentingan publik?

Jika informasi ini bisa dikuatkan,maka sebagai contoh menanggapi informasi mengenai komisaris polisi dan kejahatan mobilnya, jawaban Anda mungkin, ya, ya, dan ya.


Korupsi — sebuah topik dengan dua sisi mata uang

Bagaimana Anda akan menyikapi informasi mengenai anggota panitia lelang yang akrab dengan peserta tender dan mantan suami yang menghindari pajak? Memaparkan dugaan korupsi yang mereka lakukan mungkin tak berdampak besar pada keadilan dalam masyarakat dan kepentingan publik yang luas. Inimungkin terjadi di negara di mana korupsi dan penghindaran pajak sistemik dalam struktur negara dan endemik dalam perilaku beberapa kelompok masyarakat. Para jurnalis kerap berargumen bahwa dengan membongkar kejahatan seseorang, yang lain akan ‘ketakutan’ dan perang melawan korupsi mengalami kemajuan. Ada beberapa kebenaran di sini. Khawatir perbuatannya terbongkar, beberapa pejabat mungkin akan mengurungkan niatnya melakukan korupsi. Sejumlah kecil uang negara bisa diselamatkan. Selain itu, pemberitaan melayani hak publik untuk tahu karena yang dikorupsi merupakan uang mereka, para pembayar pajak. Masalahnya, liputan media tentang para koruptor yang jumlahnya tak terhingga ternyata berdampak sangat kecil pada korupsi sistemik yang telah mendarah daging dalam semua struktur dan transaksi — bahkan di dalam struktur yang justru diciptakan untuk memerangi korupsi.

Tapi kalau wartawan menggunakan liputan mengenai satu kasus korupsi untuk menyoroti kegagalan sistem yang memudahkan terjadinya penghindaran pajak dan penyuapan, berita tersebut dapat memiliki dampak penting. Jurnalis investigasi juga bisa mengaitkan kejahatan penghindaran pajak dengan kurangnya sumber daya di klinik. Berita semacam ini menjelaskan pentingnya sebuah permasalahan bagi publik,bukan hanya meratapinya. Dan kalau partai politik serta faksi-faksi menggunakan dalil anti korupsi untuk menyembunyikan pelanggaran mereka sendiri, maka liputan investigasi dapat membongkar proses politik tersebut.