1.4. Anggaran


Proyek Anda juga membutuhkan rencana anggaran. Berapa banyak uang dan sumber daya yang akan dipakai? Ketika menyusun anggaran hal-hal yang dipertimbangkan antara lain  biaya perjalanan, akomodasi dan uang makan (Anda mungkin perlu menjamu narasumber), honor untuk pakar, penerjemah, penyalin atau penyedia layanan, biaya mencari arsip dan catatan atau mendapatkan salinan dokumen yang dilegalisir, ongkos komunikasi (telepon, internet) dan fotografi. Bila Anda bekerja dalam sebuah tim pikirkan biaya untuk pimpinan (misalnya, seorang manajer proyek), seminar-seminar dan kunjungan lapangan.

Anggaran untuk liputan di kebanyakan organisasi media kecil,terutama di negara-negara berkembang, sangat ketat. Sementara anggaran yang dihabiskan koran-koran besar AS dalam proyek investigasi mereka bisa menunjang operasional satu koran kecil tersebut dalam setahun. Dengan kondisi seperti ini,Anda perlu kreatif untuk mencari sumber pendanaan lain. Organisasidonor internasional dapat menjadi titik awal yang baik. Kadang kepentingan mereka sama dengan Anda. Hati-hati dengan donor yang mendorong isu-isu prioritas mereka sendiri. Seandainya isu mereka tidak sama dengan isu Anda, tinggalkan. Jangan membuang waktu untuk pendonor yang tidak akan mendukung Anda. Kemungkinan lain adalah meminta dana urunan pembaca (crowd sourcing). Mengumpulkan dana publik untuk proyek-proyek jurnalistik secara umum atau investigasi khususnya kini kian popular, sekalipun lebih sulit.


Tinjauan tentang potensi beasiswa dan informasi tentang dana urunan pembaca, juga contoh-contoh proyek yang sukses bisa ditemukan di sini:


Sebagian besar jurnalis sepakat bahwa tidak baik membayar narasumber. Tergiur oleh bayaran, sumber dapat tergoda untuk berbohong dan melebih-lebihkan ceritanya. Lebih buruk lagi, pembayaran belakangan dapat digunakan untuk mendiskreditkan bukti yang digunakanketika seorang sumber mengklaim bahwa mereka memberikan informasi karena ditawari uang. Lagi pula, membayar narasumberuntuk membocorkan informasi bertentangan dengan etika jurnalistik dan menyepelekan kemampuan investigasi Anda sendiri. Dalam kondisi yang tidak biasa, sebuah media mungkin membayarnarasumberuntuk mengganti waktu kerjanya yang hilang saat memberikan wawancara, atau biaya transport dan biaya lain-lain. Tapi untuk yang ini pun kedua pihak mesti mengerti betul apa tujuan pembayaran itu dan bahwa jumlah yang dibayarkan merupakna nilai ‘normal’ terendah untuk pengeluaran yang dimaksud. Ingatkan narasumber bahwa informasi yang mereka berikan bukan untuk membantu Anda prbiadi atau koranmu, melainkan komunitas atau masyarakat luas yang dirugikan oleh hal buruk yang tengah diinvestigasi.

Menyuap seorang pejabat untuk memperoleh akses juga tidak etis. Di beberapa komunitas para pejabat telah mengembangkan budaya meminta hadiah kecil (seperti sebotol ‘minuman dingin’) karena melakukan sesuatu — termasuk membuka kantor mereka di pagi hari! Dalam kondisi seperti ini, Anda tidak bisa bekerja tanpa ‘melumasi’ roda para pejabat itu. Akan tetapi, Anda mempertaruhkan seluruh investigasi Anda kalau melakukan pembayaran remeh-temeh tersebut. Seberapa pun kecil dan jarangnya pembayaran tersebut, tetap akan dianggap sebagai suap jika pegawai tersebut mengungkapkan kepada atasannya atau media pesaing bahwa Anda membayar mereka. Anda harus mengembangkan strategi untuk menghadapi model permintaan seperti ini: pikirkan satu per satu sesuai dengan kondisinya — dapatkah Anda memberikan alasan yang bisa diterima (paling penting kepada para pembacamu) seandainya kelak hal tersebut dipersoalkan? Selalu lebih baik untuk membina hubungan pertemanan dengan narasumber dan berusaha membuat mereka mengerti pentingnya pekerjaan yang Anda lalukan.